HANYA dengan mengubah kebiasaan buruk selama ini Anda bisa
terbebas dari risiko penyakit jantung. Mau bukti?
Menurut dr. Dasaad Mulijono MBBS (Hons), FIHA, FRACGP, FRACP, Ph.D, Director of Cardiology Bethsaida Hospital, kebiasaan buruk seperti merokok, kurang berolahraga
hingga menyebabkan obesitas dan stres bisa menyebabkan serangan jantung. Sementara bagi seseorang yang memiliki penyakit kolesterol, mereka harus bisa menekan kadar kolesterolnya di bawah 60 miligram/dl.
"Kalau bisa, jangan cek kadar total kolesterol yang di 'cetek' di ujung jari. Pasalnya, cara itu kurang akurat. Karenanya, pilih cek yang diambil sampel darah untuk mendapat hasil yang lebih akurat. Terpenting, jangan pernah takut melakukan hal ini. Banyak orang di luar sana takut mengecek kadar kolesterol mereka dan akhirnya kena stroke, baru mereka menyesal," tutur dr. Dasaad Mulijono di Bethsaida Hospital, Gading Serpong, Tangerang, Senin (23/9/2013)
Selain itu, kata dia, bagi yang mengalami obesitas disarankan mulai menurunkan berat badan. Hal itu karena efek buruk obesitas bisa merebet kemana-mana, seperti darah manis yang mengarah diabetes, sleep apnea yang meningkatkan risiko serangan jantung, dan meningkatkan tekanan darah tinggi yang berujung gagal jantung. Menurut dr. Dasaad, kondisi itu bila dibiarkan sangat membahayakan dirinya.
Sementara itu, dr. Dasaad juga menganjurkan untuk selaku melakukan medical check up bagi para pemilik risiko penyakit jantung koroner ataupun pasiennya.
"Kapan waktu terbaik seseorang menjalani cek kesehatan agar terhindar penyakit jantung, jawabnya, tergantung. Kita harus mengetahui dulu faktor risiko yang kita miliki, apakah lebih dari satu atau tidak, kemudian memiliki riwayat keluarga yang mengalami penyakit jantung? Bila seseorang punya kedua risiko itu, ya disarankan secepatnya datang ke dokter, sebelum nantinya terlambat," terang dr. Dasaad.
Menurut dr. Dasaad Mulijono MBBS (Hons), FIHA, FRACGP, FRACP, Ph.D, Director of Cardiology Bethsaida Hospital, kebiasaan buruk seperti merokok, kurang berolahraga
hingga menyebabkan obesitas dan stres bisa menyebabkan serangan jantung. Sementara bagi seseorang yang memiliki penyakit kolesterol, mereka harus bisa menekan kadar kolesterolnya di bawah 60 miligram/dl.
"Kalau bisa, jangan cek kadar total kolesterol yang di 'cetek' di ujung jari. Pasalnya, cara itu kurang akurat. Karenanya, pilih cek yang diambil sampel darah untuk mendapat hasil yang lebih akurat. Terpenting, jangan pernah takut melakukan hal ini. Banyak orang di luar sana takut mengecek kadar kolesterol mereka dan akhirnya kena stroke, baru mereka menyesal," tutur dr. Dasaad Mulijono di Bethsaida Hospital, Gading Serpong, Tangerang, Senin (23/9/2013)
Selain itu, kata dia, bagi yang mengalami obesitas disarankan mulai menurunkan berat badan. Hal itu karena efek buruk obesitas bisa merebet kemana-mana, seperti darah manis yang mengarah diabetes, sleep apnea yang meningkatkan risiko serangan jantung, dan meningkatkan tekanan darah tinggi yang berujung gagal jantung. Menurut dr. Dasaad, kondisi itu bila dibiarkan sangat membahayakan dirinya.
Sementara itu, dr. Dasaad juga menganjurkan untuk selaku melakukan medical check up bagi para pemilik risiko penyakit jantung koroner ataupun pasiennya.
"Kapan waktu terbaik seseorang menjalani cek kesehatan agar terhindar penyakit jantung, jawabnya, tergantung. Kita harus mengetahui dulu faktor risiko yang kita miliki, apakah lebih dari satu atau tidak, kemudian memiliki riwayat keluarga yang mengalami penyakit jantung? Bila seseorang punya kedua risiko itu, ya disarankan secepatnya datang ke dokter, sebelum nantinya terlambat," terang dr. Dasaad.
Sumber: okezone.com