Friday, October 11, 2013

Dijamin Anda Bebas Serangan Jantung Koroner

HANYA dengan mengubah kebiasaan buruk selama ini Anda bisa terbebas dari risiko penyakit jantung. Mau bukti?

Menurut dr. Dasaad Mulijono MBBS (Hons), FIHA, FRACGP, FRACP, Ph.D, Director of Cardiology Bethsaida Hospital, kebiasaan buruk seperti merokok, kurang berolahraga
hingga menyebabkan obesitas dan stres bisa menyebabkan serangan jantung. Sementara bagi seseorang yang memiliki penyakit kolesterol, mereka harus bisa menekan kadar kolesterolnya di bawah 60 miligram/dl.

"Kalau bisa, jangan cek kadar total kolesterol yang di 'cetek' di ujung jari. Pasalnya, cara itu kurang akurat. Karenanya, pilih cek yang diambil sampel darah untuk mendapat hasil yang lebih akurat. Terpenting, jangan pernah takut melakukan hal ini. Banyak orang di luar sana takut mengecek kadar kolesterol mereka dan akhirnya kena stroke, baru mereka menyesal," tutur dr. Dasaad Mulijono di Bethsaida Hospital, Gading Serpong, Tangerang, Senin (23/9/2013)

Selain itu, kata dia, bagi yang mengalami obesitas disarankan mulai menurunkan berat badan. Hal itu karena efek buruk obesitas bisa merebet kemana-mana, seperti darah manis yang mengarah diabetes, sleep apnea yang meningkatkan risiko serangan jantung, dan meningkatkan tekanan darah tinggi yang berujung gagal jantung. Menurut dr. Dasaad, kondisi itu bila dibiarkan sangat membahayakan dirinya.

Sementara itu, dr. Dasaad juga menganjurkan untuk selaku melakukan medical check up bagi para pemilik risiko penyakit jantung koroner ataupun pasiennya.

"Kapan waktu terbaik seseorang menjalani cek kesehatan agar terhindar penyakit jantung, jawabnya, tergantung. Kita harus mengetahui dulu faktor risiko yang kita miliki, apakah lebih dari satu atau tidak, kemudian memiliki riwayat keluarga yang mengalami penyakit jantung? Bila seseorang punya kedua risiko itu, ya disarankan secepatnya datang ke dokter, sebelum nantinya terlambat," terang dr. Dasaad.

Sumber: okezone.com

Yang Berisiko Alami Penyakit Jantung Koroner



TERHINDAR dari penyakit jantung koroner, Anda tidak perlu bingung. Anda bisa melakukan disiplin minum obat penurun kolesterol, medical check up, dan jalani gaya hidup lebih sehat untuk menghindari risiko penyakit tersebut.

Hal itu seperti diungkap dr. Dasaad Mulijono MBBS (Hons), FIHA, FRACGP, FRACP, Ph.D, Director of Cardiology Bethsaida Hospital. Dia menjelaskan ada lima faktor risiko yang bisa diperhatikan seseorang penderita, yaitu memiliki riwayat penyakit jantung koroner pada ibu dan bapaknya, umur yang sudah tua, saudara terdekat yang memiliki riwayat penyakit jantung, laki-laki, dan kesukuan.

"Bila memiliki riwayat penyakit jantung koroner dari keluarga, Anda harus berhati-hati. Sebab, peluang Anda mengalami penyakit jantung koroner lebih besar dibanding mereka yang tak memiliki riwayat penyakit jantung. Kemudian juga faktor umur. Semakin kita tua, sejatinya bisa meningkatkan risiko mengalami stroke dan penyakit jantung. Apalagi bila Anda ada dalam kedua risiko itu, disarankan untuk menjalani gaya hidup lebih sehat dan teratur memeriksa kadar kolesterol total," katanya dalam acara bertema “Tak Perlu Berobat Keluar Negeri! Solusi: Bethsaida Hospital Cardiac Center” di Bethsaida Hospital, Gading Serpong, Tanggerang, Senin (23/9/2013)

Dia menambahkan, bagi kaum pria bila memiliki kedua hal itu harus segera mengambil langkah preventif. Nyatanya dalam kasus penyakit jantung koroner, mereka banyak mengalami serangan jantung ketimbang wanita. Kondisi itu bisa terjadi karena hormon estrogen wanita melindungi mereka sebelum monopouse.

Namun demikian, Anda tak perlu khawatir. Bila Anda disiplin meminum obat penurun kolesterol, olahraga secara teratur, dan rajin cek kesehatan, risiko penyakit jantung bisa dihindari.


Sumber: okezone.com

Thursday, October 10, 2013

Oase di Padang Gersang Pelayanan Kesehatan di Indonesia

Muda, intelektual, cakap dan terampil itulah kesan sosok Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Dokter Spesialis Jantung dengan Sub-Spesialis Jantung Intervensi, dr. Dasaad Mulijono, MBBS (Hons), FIHA, FRACGP, FRACP, PhD.

Dokter Dasaad merupakan aset bangsa Indonesia, lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada tahun 1987. Kemudian melanjutkan Pendidikan Spesialis Penyakit Dalam di Australia (Melbourne) tahun 1988-1995, Pendidikan Spesialis Jantung di Australia (Sydney) tahun 1996-1998, Pendidikan PhD (Universitas New England, Sydney) tahun 1997-2001, Pendidikan Biomolekular/Vaskuler Biologi (Baker Medical Research Institute/Universitas Monash, Melbourne) tahun 1998-2000, dan Pendidikan Sub-Spesialis Jantung Intervensi (Melbourne) tahun 1998-2001.

Masyarakat belum banyak yang mengetahui ada putra Indonesia pertama  sebagai dokter berkualifikasi FRACGP (Fellow Royal Australasian College of General Practitioners) dan dokter spesialis penyakit dalam/penyakit jantung berkualifikasi FRACP (Fellow Royal Australasian College of Physicians) dari Australia. Kedua gelar tersebut menjadi lisensi baginya untuk bisa berpraktek di negara-negara Commonwealth (Persemakmuran Negara ex-Jajahan Inggris) termasuk berpraktek di negeri Ratu Elizabeth, Amerika Serikat dan Kanada.

Di era globalisasi ini kita kebanjiran iklan dan promosi rumah sakit mancanegara dengan dokter bereputasi dunia. Iklan dan promosinya begitu menarik, terbukti dari banyaknya orang-orang dari kalangan atas dari Indonesia yang pergi berobat ke luar negeri. Trend berobat ke luar negeri sangat menguras biaya - negara pun kehilangan devisa dan pendapatan dari sektor pajak yang seharusnya dapat dipungut dari biaya berobat dan rumah sakit.

Belum lagi persoalan evakuasi pasien ke luar negeri yang tentunya membutuhkan biaya yang lebih besar lagi. Sehingga bisnis jasa evakuasi orang sakit sangat merebak saat ini. Pandangan masyarakat yang semakin kurang percaya akan sistem pelayanan kesehatan di Indonesia akan membuat bisnis berobat ke luar negeri akan semakin sukses. Belum lagi biaya untuk transportasi dan akomodasi keluarga pasien akan memberikan devisa tambahan buat negara lain yang memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat kita. Fenomena ini terbentuk karena rasa percaya yang berlebihan terhadap fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di luar negeri, disamping itu ada juga unsur prestige-nya.

Kenapa Serangan Jantung Sering Datang Dini Hari?

PERNAHKAH Anda mendengar seorang bapak meninggal saat tidur malam atau dini hari karena serangan jantung? Pasti relatif sering. Tapi, tahukah Anda bahwa ternyata kondisi itu ada pemicunya?
 
Ya, hal itu seperti diungkap dr. Dasaad Mulijono MBBS ( Hons), FIHA, FRACGP, FRACP, Ph.D, Director of Cardiology Bethsaida Hospital. Dia menjelaskan bahwa seorang pasien penyakit jantung koroner yang meninggal hal itu disebabkan produksi hormon dalam tubuhnya. Sehingga memicu munculnya plak yang membuat serangan jantung tiba-tiba datang.
 
"Penyebab banyak pasien jantung meninggal pada subuh hari, hal itu karena faktor hormonal di mana saat itu pria memproduksi hormon-hormon, salah satunya melanin. Sehingga membuat terjadinya sumbatan plak yang pada akhirnya memberhentikan laju jantung. Berbeda pada wanita, mereka dilindungi oleh hormon estrogen selama sebelum mengalami monopouse," katanya di Bethsaida Hospital, Gading Serpong, Tanggerang, Senin (23/9/2013)
 
Kondisi itu pun bisa dipicu berbagai hal, antara lain stres, makanan berminyak, dan aneka makanan junk food yang membuat banyak orang mengalami obesitas.
 
"Saya melihat banyak sekali anak muda sekarang mengalami obesitas, berbeda seperti anak muda tahun-tahun dulu. Saya kira junk food yang sedang marak sekarang membawa efek negatif tersendiri bagi anak muda Indonesia. Padahal, obesitas bukan sekadar masalah penampilan, tapi merupakan penyakit dan gerbang penyakit datang. Di mana akhirnya serangan jantung juga dialami anak muda," terangnya.
(tty)
 
Sumber: okezone.com